Rabu, 01 Februari 2012

NADIR oleh Uniek M. Sari pada 28 Desember 2009

Aku sebut apa ini,
Sebuah kalimat menohok
Jauh ke dalam detak nadiku
Mengacak memori indah di benakku
Mencabik-cabik alur tenang dari perasaanku

Aku harus sebut apa dunia ini
Tebar pesona melalui kata tanpa terucap
Sesuka intonasi, jeda dan terjemahan
Merengkuh akrab melalui ekspresi gambar
Semau menempatkan guratan senyum, tawa juga airmata
Lalu
Akhir dari semua
Kau tahu aku
Kutahu itu
Kau

Harus aku sebut apa perasaan ini
Ketersinggungan tentu bukan pada tempatnya
Kebanggaan tampaknya sangat jauh dari angan
Kegembiraan pastinya bukan yang melukakan
Keterhinaan namun ini bukan teruntukku

Aku sebut apa semua ini
We always say hello
And than send the comments
Tapi secara terbuka lalu berkata
Oh no
We no need to be a famous
But we need a pleasure and love from our God !

Nadir,
Batas tipis sebuah kemunafikan
Hati ini hampir berdarah
Rasa ini hampir marah
Pikiran ini hampir terbelah

Namun dengan sepenggal sapa,
Aku tetap bersyukur
Menjadi diri aku sendiri
Dan menjauh dari titik nadir
Antara kebenaran
Kecemburuan
Keegoan
Bahkan kemunafikan

Subhannallah...

Aku bisa sebut sekarang
Bahwa
Aku
Bukanlah seorang pertapa suci
Yang mencari kasih sayang Tuhan dengan menjauhi dunia
Namun bukan pula seorang pendosa yang penuh kepalsuan
Yang tidak pernah mencari kedamaian dalam nama Allah Azza Wa Jalla

Tuhan,
Maafkan aku
Bila ternyata
Aku kelak tak mampu
Menahan bendungan amarah
Dan
Kemudian
Melupakan dunia
Yang pernah aku ada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar