Rabu, 01 Februari 2012

Pelajaran Hidup jilid 1 dari Uniek M. Sari

28 September 2009 pukul 21:30
Halal bil halal hari ini.
Ada secuil hati yang singgah di pojok ruangan
Dulunya sosok itu membuat aku marah yang tak bisa marah
Dulunya sosok orang itu menimbulkan benci yang tak bisa kubenci
Aku dapat memaafkannya tanpa dia tahu...
Tetapi luka yang dia toreh ke dalam hati ini
Kerap menimbulkan perih yang tak dapat kuobati.

Halal bil halal hari ini.
Aku bertekad melupakan masa lalu...melupakan salahnya...melupakan kejelekannya..
Memberi maaf yang luas bagi semuanya
Tangan saling bertaut...tetapi entah
Pikiranku masih melayang tanpa menjejak di bumi
Bibirku mengulas senyum...setulus yang aku punya
Tetapi keangkuhannya masih ada pada sorot mata yang sudah tua itu...
Aku..tidak dapat mengeluarkan kata-kata

Halal bil halal hari ini.
Tuhan...sebegitu murkanya kah diri ini sehingga mati langkahku mencapai kebajikan
Sebegitu murkanya perasaan ini sehingga enggan untuk menunjukkan kebaikan..
Halal bil halal
Hari ini hanya seremoni
Padahal aku sudah memaafkannya...jauh-jauh hari
Dan aku tidak ingin dia tahu..
Aku memaafkannya dalam hati
Walau angkuhnya masih tampak pada mata tua-nya
Walau bibirku tak dapat berkata-kata

Halal bil halal hari ini.
Perjalanan hidupku sudah kelampaui satu babak
Dan aku...tak ingin kembali....
Apalagi berjumpa dengannya lagi....

Pelajaran hidup jilid 2 ditulis Uniek M. Sari

Di saat bocah-bocah di belehan bumi
Tempat aku berpijak ini
Berlari-lari kecil main kejar-kejaran dengan sesama teman
Bocah-bocah kecil di ranah Minang
Berlari lebar-lebar
Kejar-kejaran dengan maut
Yang datang
Tanpa mengucap kata pembuka

Sementara jerit-jerit yang terdengar
Bukan tanda suka dan bahagia yang menggema
Melainkan kengerian yang tak dapat dihantarkan menjadi sebuah cerita
Dan tangisan yang tiada lagi bersuara
Pendaman atas duka
Yang tak dapat lagi disebut jumlah bilangannya

Wahai...
Allah Azza Wa Jalla baru menjentikkan jari
Bumi luluh lantak
Kerabat hilang kerabat
Kemegahan hancur tanpa bisa dikenali lagi
Langit menyemburatkan warna merah darah
Dan laut
Membiarkan ombaknya tanpa arah yang jelas

Bukan diri yang bersalah
Melainkan hidup memang bergantung pada kuasa NYA
Bukan pula bumi yang marah
Melainkan hidup memang diatur dalam genggaman NYA
Terlalu sederhana kalau aku hanya turut berduka cita
Saudaraku memerlukan tidak hanya sekedar ucapan bela sungkawa
Melainkan tongkat kebajikan agar dirinya bisa tenggak lagi
Juga dinding kasih sayang agar saudaraku bisa bangkit dalam hidupnya lagi

Hari ini,
Sehelai lagi catatan hidup
Tergores dalam hati siapapun yang melihatnya
Saat kasih sayang sudah seharga dengan angka
Saat kebajikan sudah bergeser dari porosnya
Aku menerima satu lagi pelajaran
Bahwa hidup
Jangan hanya dipandang milik kita semata

 2 Oktober 2009 pukul 17:53

CINTA untuk CINTA oleh Uniek M. Sari

Cintaku adalah jalan
untukmu melangkah
menuju masa depan
jangan kau tersesat
karena aku takut kehilanganmu

Sayangku adalah biduk
untukmu mengarungi hidup
yang tak bersudut
jangan kau tenggelam
karena aku tak mau kehilanganmu

Percayaku adalah sayap
untukmu terbang tinggi
mencapai semua asa
jangan kau patahkan
karena aku tak mau kau terluka
karena luka itu
aku akan kehilanganmu

Ya Allah...........
mutiara dari lelaki yang
KAU taqdirkan menjadi penjaga dalam kehidupan
tak akan kugadaikan
demi apapun
saat ini
hingga kapanpun

Palajaran di malam ini
adalah bentuk kasih sayang Allah
kepada sepasang manusia
yang saling mencinta.........
antara aku,
dan
dia...!!!!

 24 Oktober 2009 pukul 12:22

SALAH oleh Uniek M. Sari (26 November 2009 pukul 21:40)

Kesalahan yang fatal
Adalah menuliskan apa yang dipikirkan
Mengatakan apa yang dirasakan
Sementara
Tidak semua pikiran dan perasaan
Sejalan dengan yang menjadi pikiran
Senada dengan yang menjadi perasaan

Ketika salah itu menjadi pemicu
Maka hari-hari indah hanya sebuah cerita basi yang tak laku
Sedangkan persoalan yang tak terkatakan
Menjadi pisau-pisau kecil
Yang menyayat senti demi senti
Kebenaran dari apa yang dipikirkan
Kebenaran dari apa yang dirasakan

Hari ini,
Aku belajar satu hal tentang kesalahan
Yang bermula dari sebuah kebenaran
Dilapis sebuah kejujuran
Namun berakhir dengan sebuah kehancuran
Berbuah rasa sakit yang tak terobatkan

Tidak ada lagi perkataan maaf,
Tidak ada pemberian maaf,
Tidak ada lagi permintaan maaf,
Tidak ada lagi...maaf...tidak ada lagi

Berakhir sudah
Semua catatan diri tentang sejati
Sebuah hubungan yang dibentuk
Atas dasar untuk saling mengisi......
Berakhir sudah
Aku
dan
Kamu
Kini berdiri pada sisi-sisi yang tak lagi seirama
Hanya karena
Kebenaran yang dipandang salah
Kesalahan yang dianggap benar
Padahal....semua hanya karena rentang yang tak bertuan !!!!!

ANDAI by Uniek M. Sari pada 30 November 2009

Andaikata roda bumi ini bisa dihentikan
Sejenak
Aku akan kembali pada langkahku sebelumnya
Menelisik lagi satu demi satu
Apa-apa yang sudah kujatuhkan
Selama perjalananku.....
Mungkin kain sutera yang kerap menutup malu diriku
Mungkin seutas perhiasan yang kerap memberi bangga padaku
Mungkin pula
Hanya sebuah peniti kecil yang tak ada nilainya
Tapi mampu menutup kibaran kain kerudungku

Andaikata jentera bumi ini bisa berhenti
Sejenak
Aku akan mengatur lagi yang kuutarakan sebelumnya
Rasa peduli-ku
Rasa kasih-ku
Rasa sayang-ku
Rasa persaudaraan-ku
Mungkin semua rasa
Yang bercampur dalam haru
Menyesakkan relung dadaku

Andaikata edar jentera ini bisa berhenti
Sejenak
Aku akan menutup mata dan pikirku
Aku akan menutup mata dan hatiku
Aku akan menutup mata dan telingaku
Aku akan menutup mata dan jiwaku
Aku akan menutup mata dan lidahku
Mungkin segala hal yang mengaduk-aduk kesabaranku

Andaikata
Aku bukanlah aku yang dilahirkan
Dengan segala kekuranganku
Yang jadi kelebihanku
Atau
Segala kelebihanku
Yang jadi kekuranganku
Mungkin,
Akhir dari sebuah rasa
Tidaklah segamang ini
Ingin marah tak tahu pada siapa
Ingin tertawa tak tahu karena apa
Ingin pula menangis tak tahu untuk apa...

Bolehkan sekedar menggores kata
Menghitung sebuah angka
Kemudian aku bisa tidur dan bermimpi
Andaikata
Semua berhenti sejenak
Sejenak saja
Sehingga nafasku tidak lagi terasa sesak
Dan jantungku tidak laju berdetak
Serta kelemahananku,
Tidak lagi berada di titik nol

SADAR

( oleh Uniek M. Sari untuk Turiman pada 3 Desember 2009 pukul 21:13)

Tatkala
Sekelebat bayangan melintas
Benakku terisi ruang kosong
Dan
Silhuet itu menari-nari di dalamnya
Menggoda kesendirianku
Mengajak aku terjerembab
Dalam kepura-puraan
Juga putus asa
Yang
Tak berujung

Tatkala
Setitik air jatuh
Bolamataku masih berkaca
Dan
Sejuta kata tersendat di tenggorokanku
Menguras seluruh energiku
Dalam dengusan-dengusan penyesalan
Juga rasa kecewa
Yang
Tak bertepi

Tatkala
Kedua jemari bertaut
Ungkapan maaf mungkin tak pernah cukup
Dan
Aku mematung disudut yang menyakitkan
Sedang beribu asa
Hilang
Berjuta kata
Hilang
Yang ada,
Hanya sesuatu yang sia-sia
Terlalui
Tanpa terencana

Tatkala
Lelah kini menerpa diri
Aku kembali mematung
Di sudut
Yang tak lagi
Bersahabat
Kesadaran itu
Sepertinya
Sudah sangat terlambat .................... !!!!

Pelajaran Hidup Jilid 3 by Uniek M. Sari

Bagaimana mungkin
Di tengah keramaian ini
Aku merasa sepi
Dan mendadak bayangmu hadir
Menepis segala irama
Yang singgah di daun telingaku

Sapamu penuh dengan kemanjaan
Tawamu lepas penuh dengan keceriaan
Kadang kau menyanyi
Sepenggal
Dengan tangga nada yang terengah
Sedang aku
Hanya bisa mendengar
Dan mengumpulkan jutaan titik
Menjadi sebuah bayangmu
Walau tetap tak berwujud

Bagaimana mungkin
Di tengah terik matahari ini
Aku merasa sangat dingin
Menghapus segala bayangmu
Yang menutup seluruh
Pelupuk mataku

Sapamu begitu memenjarakan aku
Pada sebuah tanya yang senantiasa menggelayut
Dari setiap kata yang mengalir pada dialog kita
How long we can be like this......
Hiding everything from everyone
Liying everything to everybody
Tak bisa kukumpulkan kata yang indah lagi
Saat kesadaran mulai mengoyak dinding hati
Semua....
Harus kita akhiri

Ini bukanlah sebuah kekejaman kasih sayang
Juga bukan bentuk cinta yang terlarang
Antara kau dan aku
Bahkan bukan pula sandiwara dari sebuah pertemuan
Ini
Sepenggal cerita dalam lajur kehidupan
Yang harus menjadi sebuah kenangan
Bersemayam di ingatan
Berupa
Sebuah
Catatan
Pelajaran hidup
Yang terus bergulir
Tanpa bisa
Berhenti lagi

Bagaimana mungkin
Diantara rasa yang tawar ini
Ada guliran airmata
Diseling dengan sebuah tawa
Ahhhhhhhhhhhhh
Aku sekarang
Memang
Bukan siapa-siapa lagi
Untukmu ...................

NADIR oleh Uniek M. Sari pada 28 Desember 2009

Aku sebut apa ini,
Sebuah kalimat menohok
Jauh ke dalam detak nadiku
Mengacak memori indah di benakku
Mencabik-cabik alur tenang dari perasaanku

Aku harus sebut apa dunia ini
Tebar pesona melalui kata tanpa terucap
Sesuka intonasi, jeda dan terjemahan
Merengkuh akrab melalui ekspresi gambar
Semau menempatkan guratan senyum, tawa juga airmata
Lalu
Akhir dari semua
Kau tahu aku
Kutahu itu
Kau

Harus aku sebut apa perasaan ini
Ketersinggungan tentu bukan pada tempatnya
Kebanggaan tampaknya sangat jauh dari angan
Kegembiraan pastinya bukan yang melukakan
Keterhinaan namun ini bukan teruntukku

Aku sebut apa semua ini
We always say hello
And than send the comments
Tapi secara terbuka lalu berkata
Oh no
We no need to be a famous
But we need a pleasure and love from our God !

Nadir,
Batas tipis sebuah kemunafikan
Hati ini hampir berdarah
Rasa ini hampir marah
Pikiran ini hampir terbelah

Namun dengan sepenggal sapa,
Aku tetap bersyukur
Menjadi diri aku sendiri
Dan menjauh dari titik nadir
Antara kebenaran
Kecemburuan
Keegoan
Bahkan kemunafikan

Subhannallah...

Aku bisa sebut sekarang
Bahwa
Aku
Bukanlah seorang pertapa suci
Yang mencari kasih sayang Tuhan dengan menjauhi dunia
Namun bukan pula seorang pendosa yang penuh kepalsuan
Yang tidak pernah mencari kedamaian dalam nama Allah Azza Wa Jalla

Tuhan,
Maafkan aku
Bila ternyata
Aku kelak tak mampu
Menahan bendungan amarah
Dan
Kemudian
Melupakan dunia
Yang pernah aku ada